20.4.10

Pertolongan dan Perlindungan Allah.

Abu Abbas Abdillah bin Abbas r.a . berkata, Suatu hari aku berada dibelakang Rasullah sallallahu alaihi wasallam, lalu beliau bersabda :

"Wahai pemuda ! Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat : 'Jagalah Allah maka Ia akan menjagamu, jagalah Allah nescaya engkau akan mendapati-Nya, bila engkau memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya, bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.

Ketahuilah bahawa seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaaat bagimu, maka mereka tidak akan boleh memberi manfaat bagimu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah kepadamu. Dan seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang merugikanmu, maka mereka tidak akan boleh merugikanmu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah terhadapmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengeringkan tintanya".

Hadis riwayat Tirmidzi, hasan sohih.

19.4.10

Hadis pilihan -

'Abdullah b. Umar said that Rasulullah saw said : "The muslim is he from whose tongue and hand a Muslim is safe, and the muhajir he who gives up what Allah has prohibited for him ".
( Bukhari, Muslim )

Abu Hurairah said that Rasulullah saw said : "Beware of envy, for envy devours good (deeds) like fire devours firewood". ( Abu Dawud )


Jabir b. Abdullah said that Rasulullah saw said : "Allah is not merciful to whim who is not merciful to people ". ( Bukhari, Muslim )

18.4.10

Hakikat Sujud

Hakekat Sujud

عن ابي فراس ربيعة بن كعب الأسلمي خادم رسول الله ص م ومن أهل الصفة قال: كـنت أبيت مع رسول الله فآتيه بوضوئه وحاجته, فقال: سلني ؟, فقلت: أسـألك مرافـقـتـك في الجنة, فقال: أو غـير ذلك؟ , فقلت: هـو ذاك, قال: فأعـني علي نفـسـك بكثرة السجود [رواه مسلم]

Dari Abu Faras Rabi`ah ibn Ka`ab al-Aslamy, pelayan Rasulullah SAW dan ia dari ahli Shaffah berkata: Ketika saya tidur bersama Rasulullah, maka sebelumnya saya melayani wudhu` dan keperluannya, lalu Beliau bersabda: “Silakan minta dari ku?”, maka saya berkata: Saya minta dari mu adalah mendampingimu didalam surga, maka beliau bersabda: “Atau selain itu?”, lalu saya jawab: Itu saja Ya Rasulullah, kemudian Beliau bersabda: “Maka berjanjilah kamu atas diriku untuk banyak sujud”. (HR. Muslim).

Hakekat Sujud
Sujud adalah rahasia shalat dan rukun shalat yang paling mulia, ia adalah penutup dalam rakaat seakan-akan rukun-rukun yang sebelumnya adalah sebagai pembukaan bagi sujud.

Sujud dalam hadits diatas merupakan suatu amalan yang pantas untuk diperbanyak dalam melakukannya. Sebab seorang pelayan Rasulullah SAW ingin mendampingi beliau dalam surga dan tidak ada permintaan lain kecuali itu, namun beliau anjurkan untuk banyak sujud kepada Allah.

Sujud adalah sarana yang Allah buat agar manusia melepaskan kesombongan dan keangkuhan dari dirinya, dengan menyadari bahwa asal manusia diciptakan dari tanah dan ia tidak bisa keluar dari asalnya. Tanah adalah lambang kehinaan dan kerendahan diri manusia dihadapan Allah, sehingga sujud akan menjadikan manusia seakan-akan kembali pada asalnya.

Sebenarnya yang mengetahui rahasia sujud atau apa rahasia dibalik sujud tentunya hanya Allah dan Rasulullah SAW, namum kita sebagai orang beriman yang dibekali dengan akal dan iman perlu mancari sesuatu dibalik rahasia perintah sujud baik dalam shalat ataupun diluarnya. Maka dalam hal ini, sujud tersebut ditinjau dari sisi psikologi mempunyai rahasia, diantaranya:

1. Menghilangkan egoisme dan kesombombongan
2. Meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kepada Allah
3. Menaikkan stasiun rohani dan menghasilkan energi batin yang tinggi di seluruh tubuh
4. Posisi sujud menunjukkan ketundukan dan kerendahan hati yang tertinggi dan ini adalah esensi dari shalat

S U J U D (SEBAIK-BAIK TEMPAT UNTUK DOA)

عن ابن عباس رضىالله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم قال: أقرب مايكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا الدعاء فقمن أن يستجاب لكم [رواه أحمد و مسلم و أبوداود و النسائى]

Dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW bersabda: Kondisi yang paling dekat seorang hamba kepada Tuhannya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa, hal itu patut untuk dikabulkan bagimu. (HR Ahmad, Muslim, Abu Daud dan al-Nasai)

Disyariatkan sujud untuk dilaksanakan dengan sempurna karena sujud adalah puncak dari ketundukan kepada Allah dimana saat itu seluruh anggota tubuh mengambil bagian untuk melaksanakannya.

Said bin Zubair berkata: “Bahwa tidak ada sesuatu yang paling disukai kecuali kita menghempaskan wajah kita diatas tanah untuk Allah”.

bila saitan melihat manusia sedang melakukan sujud untuk Allah, setan menempatkan dirinya disuatu sudut sambil menangis dan seraya berkata: malangnya diriku ini, disaat aku diperintahkan untuk sujud, aku menentang perintah itu maka bagiku neraka, tapi mereka melakukannya dan bagi mereka balasan surga.

Keistimewaan sujud merupakan inti dari shalat sehingga Rasulullah SAW mengatakan keadaan terdekat antara hamba dengan Allah adalah ketika sujud. Karena sujud sebaik-baik keadaan bagi seorang hamba terhadap Allah, untuk itu memanjatkan doa kepada Ilahi Rabb pada saat sujud adalah doa yang paling dekat untuk dikabulkan.

HUKUM DOA SAAT SUJUD
Dalam mazhab Hanafiah tidak boleh mengucapkan kata-kata kecuali tasbih saja, bagi Malikiah hukum doa baik urusan agama dan dunia ataupun akhirat saat sujud adalah sunat.
Mazhab Hanabilah meletakkan hukum la ba`sa (tidak apa-apa) doa saat sujud. Sedangkan mazhab Syafi`iyah menganggap sunat muakkad untuk doa saat sujud.

Diantara Doa-Doa :

عن أبي سعيد ان النبي صلي الله عليه وسلم قال: " يا معاذ, اذا وضعت وجهك ساجدا فقل: اللهم أعني على شكرك و حسن عبادتك ". [رواه مسام]
Dari Abu Said bahwa Nabi SAW bersabda: “Wahai Mu`az, apabila kamu letakkan wajahmu saat sujud bacalah: Ya Allah bantu aku dalam bersyukur kepada-MU dan baik ibadah kepada-MU”.

علي رضي الله عنه قال: أحب الكلام الي الله أن يقول العبد وهو ساجد: رب اني ظلمت نفسى فاغفرلى [رواه مسلم]
Ali RA berkata: “Ucapan yang paling disenangi oleh Allah, yang diucapkan seorang hamba saat ia sujud: Ya Allah, aku menzhalimi diriku maka ampunilah aku”.

عن أبي هريرة أن النبي صلي الله عليه وسلم كان يقول في سجوده: اللهم اغفرلى ذنبى كله, دقه و جله, وأوله و أخره , و علا نيته و سره [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW mengucapkan saat sujudnya: Ya Allah, ampuni dosaku semuanya, baik kecil atau besar, awal atau akhirnya, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi”.

SUJUD SYUKUR

عن ابي بكرة أن النبي صلي الله عليه وسلم كان اذا أتاه أمر يسره أو بشري به خر ساجدا شكرا لله [ رواه ابوداود و الترمذى ]

Dari Abu Bakrah ”Sesungguhnya apabila datang kepada Nabi SAW sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud terima kasih kepada Allah” (HR Abu Daud dan Tirmizi).

PENJELASAN
Sujud syukur adalah sujud kepada Allah SWT yang dilakukan saat mendapatkan nikmat dan terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT, baik berupa kesenangan dunia atau terlepas dari bahaya atau nikmat-nikmat baik yang kita sadari ataupun tidak.

Hukum melakukan sujud syukur menurut kebanyakan jumhur Ulama adalah sunat. Hal itu didasari pada sunnah-sunnah Rasulullah SAW yang senantiasa merealisasikan syukur bukan dengan lisan saja tapi dengan perbuatan seperti sujud syukur.

Ketentuan-ketentuan sujud syukur mancakup syarat wajib dan syarat sah, sebagaimana berikut;

Syarat wajib: Islam, Berakal dan Balig, Bersih dari haid dan nifas.
Syarat sah:
1. Bersih dari hadats dengan wudhu` atau mandi
2. Bersih dari najis baik badan, pakaian, tempat sujud dan duduk
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Niat untuk sujud syukur

Cara melaksanakan sujud syukur dapat dimulai dari saat berdiri atau saat duduk dengan:
1. Menghadap kiblat
2. Niat diteruskan dengan takbir
3. Sujud (hanya sekali)
4. Kembali duduk dengan takbir
5. Diteruskan dengan mengucapkan salam

Bacaan Sujud Syukur
Saat sujud dianjurkan untuk membaca bacaan tertentu, tapi dalam hal ini terdapat banyak bacaan yang dapat dibaca. Diantara bacaan tersebut adalah:
1. Bacaannya sama dengan apa yang dibaca saat sujud tilawah/sajadah:
سجد وجهي للذى خلقه وشق سمعه وبصره بحوله وقوته
“Aku sujud kepada Allah yang menjadikan diriku, dan Allah yang membuka pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-NYA”

2. Doa yang diucapkan Nabi Sulaiman AS dalam surat al-namal ayat 19 :
رب أوزعنى أن أشكر نعـمتـك التى أنعـمـت عـلى وعلى والدي وأن أعـمل صالحا تـرضاه و أدخـلني برحمتـك فى عبادك الصالحين

‘Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-MU yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba –MU yang sholeh”
3. Tahmid dengan kesyukuran:
اللـهـم لـك الحـمـد شـكـرا ولـك المـن فـضـلا
“Ya Allah, bagi-MU segala pujian syukur, dan bagi-MU segala pemberian keutamaan”
4. Zikir
سبحان الله و الحمد لله ولا اله الا الله و الله اكبر


SUJUD TILAWAH
عـن أبي هـريرة قـال:قـال النـبي صـلي الله عـليه وسـلم: اذا قـرأ ابن ادم السـجـدة فسـجـد اعـتـزل الشـيطان يـبكى يقـول: يا ويـلتا امـر ابن ادم بالسجـود فسـجد فـله الجـنة وامـرت بالسجـود فعـصـيت فـعـلي النـار [رواه مـسـلم]
Dari Abu Hurairah berkata: bahwasanya Nabi SAW telah bersabda: “Apabila manusia membaca ayat sajadah kemudian ia sujud, menghindarlah setan dan ia menangis seraya berkata, “Hai celaka! Anak Adam (manusia) disuruh sujud, lantas ia sujud, maka baginya surga, dan saya disuruh sujud juga tetapi saya enggan (tidak mau), maka bagi saya neraka”. (HR. Muslim)


Sujud tilawah artinya sujud bacaan. Maksud darinya adalah sujud yang dilakukan pada saat bertemu dalam membaca ayat-ayat al-Quran dengan ayat sajadah. Sujud tilawah dikenal juga dengan sebutan sujud Sajadah. Hukum mengerjakan sujud tilawah adalah sunat, dan dapat dikerjakan dalam shalat dan diluar shalat.

Sujud tilawah dalam Shalat:
1. Bila terbaca ayat-ayat sajadah maka bertakbir terus sujud sekali
2. Kembali berdiri dengan takbir
3. Meneruskan bacaan ayat sholat yang dibaca
4. Bagi makmum mengikuti imam dalam sujud dan tidak boleh sujud sendiri.

Sujud tilawah diluar Sholat:
1. Menghadap kiblat terus takbir dengan niat
2. Sujud sekali dan kembali duduk
3. Mengucapkan salam
4. Bagi pendengar boleh sujud bila pembaca al-Quran sujud

Bacaan Sujud Tilawah

سـجـد وجـهي للـذى خـلقه وشـق سـمعه وبـصره بحـوله وقـوته
“Aku sujud kepada Allah yang menjadikan diriku, dan Allah yang membuka pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-NYA”

SUJUD SAHWI

عن أبي سعيد الخدرى أن رسول الله ص م قال: اذا شك أحدكم فى صلاته فلم يدر كم صلي, ثلاثا او اربعا , فليطرح الشك وليبن علي ما استيقن ثم يسجد سجدتين قبل أن يسلم [رواه البخارى]
Dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya sedangkan ia tak tahu sudah berapa ia shalat, tiga atau empat, maka buanglah keraguan itu dan jelaskan atas apa yang ia yakini, kemudian hendaklah ia sujud (sujud sahwi)dua kali sebelum salam” (HR. al-Bukhari).

PENJELASAN
Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan dalam shalat sebelum salam disebabkan kelupaan dalam pelaksanaan shalat. Sujud sahwi ini sama dengan dua sujud yang biasa, yakni dimulai dengan takbir dan duduk antara dua sujud baru salam.

Sebab-Sebab Sujud Sahwi
1. Lupa salah satu rukun shalat dan teringat sebelum mengerjakan rukun seperti itu pada rakaat berikutnya, maka wajib kembali mengerjakan rukun ketinggalan tersebut dan terus menyempurnakan shalat. Sebelum salam melakukan untuk sujud sahwi.

2.Lupa salah satu rukun shalat dan ingatnya pada saat/setelah mengerjakan rukun yang sama pada rakaat setelahnya, maka rakaat sesudahnya itu sebagai penggantinya dan rakaat yang lupa salah satu rukun tadi dianggap tidak ada. Selanjutnya menyempurnakan shalat dan sebelum salam melakukan sujud sahwi.

3. Lupa jumlah bilangan rakaat yang telah dikerjakan seperti tiga atau empat, maka diambil bilangan yang kecil dan disempurnakan shalat. Sebelum salam melakukan sujud sahwi.

4. Bila seorang yang melaksanakan shalat sudah salam tapi ada orang yang memberitahu bahwa shalatnya kurang/ ada yang terlupa, maka kembali shalat menambah kekurangan itu dan sebelum salam sujud sahwi.

5.Bila seorang yang melaksanakan shalat sebelum salam teringat bahwa shalatnya lebih rakaat, maka hendaklah ia melakukan sujud sahwi.

6. Bila seorang imam melakukan sujud sahwi, maka makmum hendaknya mengikuti imam, walaupun makmum tidak tahu sebabnya dan begitu juga terhadap makmum yang masbuk belum menyudahi shalatnya.

7.Bila lupa salah satu sunat ab`ad (1. Tasyahhud atau tahiyatul awal, 2. Duduk dalam tasyahhud atau tahiyatul awal, 3. Membaca shalawat dalam tasyahhud awal, 4. Membaca shalawat atas kelurga (Aali) Nabi Muhammad SAW saat dudk penghabisan, 5. Dalam mazhab Syafi`iyah; lupa membaca doa qunut pada shalat subuh dan shalat witir setelah setengah yang akhir ramadhan) dan teringat tidak usah kembali kepad sunat tersebut tapi sebelum salam melakukan sujud sahwi.


Wallahu a’lam bish-shawab. semoga bermanfaat ...

Sumber : Riau Pos.Com

Hadis pilihan - membenteras kemungkaran

Hadith : Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Kedudukan Hadits
Hadits ini sangat penting. Menjelaskan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar

Merubah Kemungkaran
Kemungkaran adalah semua yang dinilai jelek oleh syariat, yaitu yang hukumnya haram. Kemungkaran yang diubah adalah yang terlihat mata atau yang sejajar dengan kedudukan mata, dan mengubahnya ketika melihat kemungkaran tersebut. Kemungkaran yang tidak terlihat mata tapi diketahui masuk dalam pembahasan nasihat. Dan yang diubah adalah kemungkarannya. Adapun pelakunya maka masalah tersendiri.

Mengubah kemungkaran tidak sama dengan menghilangkan kemungkaran. Oleh karena itu telah dikatakan mengubah kemungkaran jika telah mengingkarinya dengan lisannya atau hatinya, walaupun tidak menghilangkan kemungkaran itu dengan tangannya.

Batasan kewajiban mengubah kemungkaran terikat dengan kemampuan atau dugaan kuat. Artinya, jika seorang memiliki kemampuan untuk menghilangkan kemungkaran dengan tangan maka wajib untuk menghilangkan dengan tangannya. Demikian juga jika diduga kuat pengingkaran dengan lisan akan berfaedah maka wajib mengingkari dengan lisannya. Adapun pengingkaran dengan hati maka wajib bagi semuanya, karena setiap muslim pasti mampu untuk mengingkari dengan hatinya.

Mengingkari dengan hatinya yaitu, meyakini keharaman kemungkaran yang dia lihat dan membencinya.

Perbedaan Ingkar Mungkar dan Nasihat
Ingkar mungkar lingkupnya lebih sempit dibandingkan dengan nasihat. Pembahasan tentang nasihat telah dijelaskan pada hadits ke-tujuh. Ingkar mungkar termasuk dari nasihat. Karena itu ingkar mungkar disyaratkan padanya berbagai syarat, di antara syarat terpenting adalah kemungkaran itu dilihat dan pengingkaran tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.

Ingkar Mungkar dan Hukum Pengingkarannya
Sebuah kemungkaran jika diingkari akan terjadi satu di antara empat tersebut di bawah ini:

Berpindah kepada kemungkaran yang lebih besar. Hukum pengingkarannya haram.

Berpindah kepada keadaan yang lebih baik. Hukum pengingkarannya wajib.

Berpindah kepada kemungkaran lain yang sepadan. Hukum pengingkarannya dibutuhkan ijtihad.

Berpindah kepada kemungkaran lain yang belum jelas besar kecilnya. Hukum pengingkarannya haram.

17.4.10

for my child...please double check


For my child Ep, Fateh, Daniel n Muizz, please doble check


Ketika kita mula berhijrah ke sini, hanya satu pesanku :-

kalau tak dapat jadi setangkai mawar di taman
jadilah sehelai rumput di halaman
kalau tak dapat jadi sebuku garam
janganlah jadi seekor langau


remember that?



Tak perlu mencari teman secantik BALQIS,
Jika diri tak seindah SULAIMAN,

Mengapa mengharap teman setampan YUSUF,

Jika kasih tak setulus ZULAIKHA,

Tak perlu diri menjadi seteguh IBRAHIM,

Jika hati tidak setabah SARAH,

Mengapa didamba teman hidup seistimewa KHADIJAH,
Jika diri tak sesempurna RASULULLAH S.A.W

Tak guna Ada MATA kalau tak dapat MELIHAT

Tak guna Ada HATI kalau tak tahu MENILAI….


he he....




pabila ada kekusutan...


Yang penting disini, sikap berlapang dada kita dalam menilai sesuatu masalah. Walau sebesar manapun masalah itu, ingatlah, bahawa masalah itu, pemiliknya Allah. Dia memberikan kita masalah untuk menilai sejauh mana keimanan kita, sejauh mana kebergantungan kita kepadanya. Semua perkara yang berlaku ada sebab musababnya.


Jika kita yakin dengan keputusan Allah, kita yakin dengan janji Allah, maka di situ kita akan dapat lihat jalan keluar pada setiap masalah yang timbul.

Apa yang penting, cekalkan hati, tingkatkan amal agar keteguhan hati bertambah dan lapangkan dada dalam menilai sesuatu, insyaallah, pasti kita akan nampak jalan keluar di dalam kekusutan yang dihadapi.



15.4.10

Fatwa

STATUS FATWA KEBANGSAAN

Sesuatu fatwa yang dikeluarkan di peringkat kebangsaan merupakan keputusan bersama sesama Mufti dari setiap negeri. Perbincangan tersebut akan diadakan pada peringkat Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan. Keputusan yang dibuat sebenarnya tidak mengikat kerajaan-kerajaan negeri, tetapi sebaliknya ia hanya boleh dikuatkuasakan di peringkat negeri jika negeri berkenaan mengambil tindakan atau menerima pakai fatwa tersebut menerusi keputusan mesyuarat Jawatankuasa Fatwa Negeri masing-masing. Oleh itu, Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan hanya merupakan majlis diskusi bagi menentukan sesuatu keputusan itu melibatkan kepentingan seluruh persekutuan.

Hukum Penggunaan Ayat-ayat Suci Al-quran Dan Laungan Azan Dalam Nada Dering Dan Paparan Skrin Di Dalam Telefon Bimbit

Tarikh Keputusan : 10 Apr, 2007
Tarikh Mula Muzakarah : 10 Apr, 2007
Tarikh Akhir Muzakarah : 12 Apr, 2007
Oleh : Muzakarah Kali Ke-77

Keputusan

Pada prinsipnya Islam tidak menghalang penggunaan nada dering ayat-ayat suci Al-Quran ini dengan syarat penggunaannya menepati adab yang telah ditetapkan oleh Islam dan digunakan di tempat-tempat yang tidak mencemarkan kesucian ayat-ayat suci tersebut seperti di dalam tandas.

14.4.10

4 PERKARA BUAT SIMATI


Ada empat perkara yang mengalir pahalanya setelah pelakunya meninggal dunia, iaitu,

1. orang yang meninggal ketika menjaga sempadan negara Islam dalam perjuangan di jalan Allah (murabith),

2. orang yang mengajarkan ilmunya, senantiasa mengalir pahala baginya,

3. orang yang memberikan sedekah akan mengalir pahala sedekahnya di mana saja sedekah itu berada

4. dan orang yang meninggalkan anak yang soleh dan anak tersebut selalu berdoa untuk kebahagiaannya.”

(Hadith Riwayat Thabrani).


1. Pahala Murabith iaitu mereka yang bertugas menjaga sempada negeri atau negara Islam daripada serangan musuh.

Daripada Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ada dua jenis mata yang tidak akan disentuh oleh neraka, yaitu mata yang menangis kerana takut kepada Allah dan mata yang pada malam hari menjaga sempadan negeri dalam melakukan peperangan fi-sabilillah.” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi). Apabila mata tidak masuk neraka, maka secara automatiklah tuannya tidak masuk neraka.


2. Pahala mengajar ilmu yang baik.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:“Sesiapa yang memberi contoh yang baik dalam Islam maka ia akan memperolehi pahala dan pahala orang yang beramal selepas ia meninggal tanpa kurang sedikit pun daripada pahala mereka dan siapa yang memberi contoh yang buruk di dalam Islam maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang beramal dengannya selepas ia meninggal dunia tanpa kurang sedikitpun daripada dosa mereka.” (Riwayat Muslim)

Ilmu yang baik yang diperturunkan itu menjadi amal jariah (amal yang mengalir pahalanya walaupun setelah kita meninggal dunia) Begitu juga ilmu yang tidak baik, dia tetap menanggung dosa dari ilmu yang diajarnya. Dalam hadith disebut, “Siapa yang melakukan pembunuhan secara tidak betul, Qabil menanggung separuh dari dosanya” .

Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah s.a.w bersabda:“Tiada suatu jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, melainkan putera Adam yang pertama dahulu itu, mendapat bahagian dari penumpahan darah itu, kerana ia yang pertama membuka jalan untuk penumpahan darah.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)


3. Pahala Sedekah Jariah.

Sedekah jariah ertinya, sedekah yang mengalir. Ertinya bahan sedekah kita itu, selama ia masih diguna dan dimanfaatkan, walaupun kita telah meninggal dunia, pahalanya tetap mengalir masuk dalam akaun kita. Contohnya, bersedekah untuk membina masjid, menderma sajadah, membeli buku pelajaran dan sebagainya.


4. Pahala dari doa anak yang soleh

8.4.10

anugerah tidak ternilai - status bersendirian

Seorang Ibu yang baru berpisah dengan suaminya menemui saya, katanya mahu mencari resepi dari saya. Dia bertanya bagaimana saya membina kekuatan hidup bersendirian, menjana dan membesarkan anak anak dengan mengharungi ranjau sepanjang jalan. ..



For me, tittle itu adalah anugerah .

anugerah tidak ternilai dari Allah......
ia bukan satu pilihan.
tetapi bila Allah menguji kita ia tahu keupayaan kita untuk menanggungnya.
Bila Allah menjadikan kita satu kekurangan sebenarnya ia telah menambah berbagai kelebihan. Bila Allah menguji kita dengan kelemahan n the same time Ia memberikan kita pelbagai kekuatan yang boleh kita realisasikan dalam kehidupan kita.


Seharusnya kita sudah sedar lama.... bila kita bercinta sesama manusia, ingatlah yang kita akan berpisah...... tak kiralah sama ada hidup atau mati.. bila kita sayangkan sesuatu, ingatlah Allah akan mengambil apa yang kita sayang..

Soo... jangan jadikan kekurangan itu satu kelemahan tapi jadikan kekurangan itu satu kelebihan.


Dia berkata lagi, dia dan saya berbeza, dia ditinggalkan dan saya kehilangan, presepsi masyarakat berbeza. Nilai harga diri berbeza.

Hmmm.....
Secara bergurau saya berkata, lebih beruntung dia kerana dia masih ada untuk berkongsi rasa, anak anaknya masih mempunya ayah sedangkan saya, semuanya cuma tinggal kenangan. dan anak anak saya dah jadi anak anak yatim. he he...



Nilai harga diri?

Harga diri... kita sendiri yang meletakkan harga pada diri kita...
so, up to ur lah.
lu pikir la sendri.
sebagai muslim... saya percaya jika kita melandasi semua yang kita lakukan atas dasar ibadah kerana Allah....
Insya Allah kemuliaan dari Allah untuk meninggikan derajat kita
.. so harga diri kita akan di angkat oleh Allah.. dengan landasan ibadah.... Insya Allah kejujuran akan menjadi berkah.. kerja keras akan menjadi rahmah..



Tingkatkan kualiti diri

Pengembangan kualitas pribadi akan kembali ke individu masing-masing.
Sebagai individu, kita sendiri yang perlu teguh menterjemah apa yang sudah kita lakukan. Apakah hari-hari yang kita lewati sudah "mengisi" kepribadian dan karakter kita sehingga menjadikan kita pribadi kelas satu atau sekedar biasa-biasa saja.
Tidak semua orang bisa berkesempatan melakukan refleksi diri dan cukup inteligen untuk mengkonstruksi karakter yang tasteful.


Banggalah jadi diri sendiri

all, say ....I'm proud of my self
Manusia sebagai mahluk tertinggi yang berakal budi, rasa bangga lah terhadap diri sendiri yang bersendiri justru akan datang minat kita terhadap nilai-nilai kehidupan.

Orang yang dangkal dan tidak tahu nilai kehidupan, biasanya tumbuh menjadi peribadi yang tidak punya pegangan dan hanya melihat kebahagian, kesenangan dan keberadaan yang sempurna sebagai lambang kesuksesan.

Sementara, orang yang berminat pada nilai kehidupan, pasti akan setia pada dirinya sendiri dan otomatis pula akan setia pada lingkungan yang lebih luas, for family, pekerjaan dan yang paling penting menilai agama ditempat yang wajar


Cuma.. terkadang...

Ya... cuma terkadang kita terjebak dalam ego harga diri, kekerasan hati dalam sebuah pilihan...
walau itu banyak tidak sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan..
.....itulah yang tidak baik, keangkuhan yang membelenggu diri dalam perjalanan bersama waktu..


..hanya kepasrahan dan kebijakan dalam memilihlah akan membawa kita pada kebenaran dalam hidup...walau pengorbanan teramat sakit dan menyayat... menghiris..
..walau harga sebuah kejujuran adalah kematian.....
....namun bijak dalam menilai dan mau mengakui menjadikan manusia itu mengerti apa arti kehidupan ini.....



Kesimpulannya..

.wahai mereka mereka yg bersendirian....
jangan mengeluh...... pasrah dengan ujian..... ada hikmah disebaliknya.
bina kekuatan berlandaskan kebenaran agama kita
jaga pegangan kita.
jaga akidah kita.

jaga akhlak kita
dan
think positif... think positif... dont care what orang lain kata

" I dont care lah... he he "

VIRUS H1N1 kembali mengganas....

VIRUS H1N1

Apakah Tanda-tanda dan Simptom Demam Babi Terhadap Manusia?
Simptom selesema babi ini terhadap manusia adalah sama dengan simptom selesema biasa seperti demam, batuk, sakit tekak, sakit badan, pening kepala, sejuk dan kelesuan. Ada juga sesetengah kes cirit-birit dan muntah yang berkait dengan selesema burung yang dilaporkan.

Pada masa yang lepas, beberapa penyakit (kegagalan paru-paru dan sistem pernafasan) dan kematian telah dilaporkan dengan jangkitan selesema babi dalam manusia. Seperti virus selesema bermusim, selesema babi boleh menyebabkan keadaan kesihatan kronik.

Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengelak Daripada Dijangkiti Selesema?
Perkara yang terpenting sekali adalah membasuh tangan. Cuba untuk berada pada tahap yang paling sihat. Dapatkan tidur yang cukup. Sentiasa aktif, menangani tekanan, minum banyak air dan makan makanan berkhasiat. Cuba mengelak dari menyentuh tempat yang dicemari dengan virus. Mengelak hubungan dengan mereka yang sakit.

Apakah Kawasan-kawasan Yang Berkemungkinan Sebagai Tempat Yang Dicemari?
Kuman boleh merebak apabila seseorang menyentuh sesuatu yang dicemari dengan kuman dan menyentuh pula mata, mulut dan hidung mereka. Titisan rembesan dari batuk dan bersin dari mereka yang dijangkiti boleh bergerak melalui udara. Kuman boleh merebak apabila seseorang itu menyentuh titisan rembesan batuk dan bersin dari seorang di atas permukaan seperti meja dan permukaan lain dan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum membasuh tangan mereka.

Apa Yang Boleh Dilakukan Untuk Mengelak Daripada Dihinggapi Penyakit?
Buat masa ini belum lagi ada sebarang vaksin untuk melindungi dari selesema babi ini. Terdapat beberapa perkara yang boleh dilakukan untuk membantu menghalang penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit pernafasan seperti demam selesema.

Cubalah langkah-langkah ini untuk melindungi kesihatan anda:

* Tutup/lindung mulut dan hidung anda dengan tisu sewaktu bersin atau batuk. Buangkan tisu tersebut ke dalam tong sampah selepas menggunakannya.

* Basuhlah tangan dengan sabun dan air dengan kerap terutamanya selepas batuk atau selesema. Pembersih tangan berasaskan alcohol juga berkesan.

* Mengelak dari menyentuh mata, hidung dan mulut. Kuman boleh merebak dengan cara ini.

* Jika anda sakit akibat demam selesema, disyorkan supaya anda tidak bekerja atau ke sekolah juga mengehadkan pergaulan dengan orang lain supaya mereka tidak dijangkiti.

7.4.10

Lelaki yang patut dijauhi oleh wanita


sumber : IJust Ashadow Foryu


Buat semua para wanita,
jauhilah jenis lelaki seperti ini:

1. Lelaki dua alam yang meniru-niru penampilan perempuan.

2. Lelaki yang akan menikahimu semata-mata karena kecantikanmu, karena jika ia melihat wanita yang lebih cantik darimu, ia akan meninggalkanmu dan mengalihkan dirinya pada wanita yang lebih cantik tersebut.

3. Lelaki peminum khamr, pengguna obat bius dan penikmat rokok.

4. Laki-laki yang pekerjaannya adalah penata rambut wanita.

5. Pemakan harta riba, yang bermuamalah dengan transaksi ribawi.

6. Lelaki yang meninggalkan shalat.

7. Lelaki yang mau menerima rasuah.

8. Lelaki yang bakhil

9. Jauhilah pula Lelaki yang tidak punya rasa cemburu, yang hanya akan menempatkan hal-hal yang “kotor” di rumah keluarganya, dan membiarkan pula keluarganya tersebut berpenampilan memalukan. Ia pun akan mendatangimu dengan dengan membawa benda-benda yang sia-sia, alat-alat musik, kerjaannya hanya menonton televisi dan video.

10. Lelaki Penjual benda-benda yang memabukkan, mulai dari khamr, obat bius, dan rokok. Ia pun bergaul dengan para penjual arak.

12. Lelaki yang bekerja di tempat yang menjual dan menyediakan barang larangan seperti , yang menyediakan daging babi dan minuman keras.

13. Lelaki ahli silap mata dan penyihir, yang mengobati manusia atas nama pengobatan Qur’ani tetapi Ia memberi mereka tangkal, ajimat, benda tolak bala’, dan memberikan pekerjaan kepada manusia dengan sihirnya itu.




6.4.10

Apa dia Ilmu Feqah?


maksud ilmu Fiqh

Dari segi bahasa kalimah Fiqh bermaksud memahami. Pada asalnya ia bermaksud memahami agama secara keseluruhannya. Namun kemudiannya dikhususkan ulamak kepada memahami ajaran Islam yang berkaitan dengan hukum-hakam amali sahaja, iaitu percakapan, perbuatan dan hal-ehwal luaran manusia tanpa menyentuh soal aqidah dan akhlak.

Secara lebih jelas, ilmu Fiqh ditakrifkan oleh ulamak sebagai; "Ilmu berkenaan hukum-hakam Syarak yangbersifat 'amali yang diperolehi dari dalil-dalilnya secara terperinci".

Huraian;

1. Para ulamak membahagikan hukum-hakamSyarak kepada tiga iaitu;
a) Hukum-hakam I’tiqad
b) Hukum-hakam ‘Amali
c) Hukum-hakam akhlak.
Medan pengajian ilmu Fiqh ialah yang kedua di atas iaitu hukum-hakam amali. Ilmu Fiqh tidak menyentuh tentang hukum-hakam I’tiqad, begitu juga tidak menyentuh tentang akhlak.

2. Perkataan Syarak bermaksud Allah dan Rasul. Dalil-dalil Syarak pada dasarnya ialah Kitab Allah (yakni al-Quran) danSunnah RasulNya. Namun secara terperinci ia merangkumi juga Ijmak, Qiyas dan sebagainya.

Apakah tujuan mempelajari ilmu Fiqh?

Tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum-hakam Syara’ mengenai setiap tingkah laku manusiadan melaksanakan hukum-hakam tersebut dalam kehidupan dalam segenap ruang dan lapisannya.

Ilmu Fiqh amat berguna sama ada kepada ulama’, mufti, qadhi mahupun orang awam biasa. Bagi para ulama, mufti dan qadhi, mereka perlu mendalami ilmu ini untuk mengajar orang ramai tentang hukum Syara’, memberi fatwa dan memutuskan hukuman terhadap sesuatu kes.
Adapun orang awam, mereka perlu mengetahui ilmu ini agar dapat menjalani kehidupan seharian bertepatan dengangaris panduan yang ditetapkan Syara’.


maksud hukum Syarak

Kita sebutkan tadi bahawa tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum Syara’ atas setiap perbuatan kita. Apa yang dimaksudkan dengan hukum Syara’? Hukum Syara’ ialah "Ketetapan dari Allah ke atas perbuatan-perbuatan hamba yang mukallaf sama ada ia perlu dilakukan atau perlu ditinggalkan atau diberi pilihan untuk melakukannya atau meninggalkannya". Ketetapan ini diketahui berdasarkan penelitian terhadap dalil-dalil Syara' iaitu al-Quran, as-Sunnah, Ijma', Qias dan sebagainya oleh para ahli Fiqh atau Mujtahid.


pembahagian hukum Syarak

Melihat kepada pengertian hukum di atas, dapat kita simpulkan bahawa perbuatan-perbuatan hamba mengikut hukum Syarak berada dalam tiga bahagian besar;

Pertama; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan

Kedua; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan

Ketiga; Perbuatan-perbuatan yang diberi pilihan (yakni terserah kepada manusia sama ada ingin melakukannya ataumeninggalkannya)


Kemudian, bahagian pertama dan kedua terbahagi pula kepada dua jenis;

Pertama; Yang dituntut secara jazam iaitu tuntutan mesti.

Kedua; Yang dituntut tidak secara jazam, iaitu tuntutan secara galakan sahaja, bukan tuntutan mesti atau wajib.

Bagi bahagian pertama (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan), jika jenis tuntutan adalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan wajib. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan sunat. Bagi bahagian kedua pula (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan), jika jenis tuntutanadalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan haram. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan makruh.

Kesimpulan

Setelah memahami pengertian dan pembahagian hukum Syarak di atas, dapat kita simpulkan perbuatan-perbuatan mukallaf mengikut hukum Syarak terbahagi kepada lima jenis;

1. wajib; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang mesti dilakukan di mana jika ditinggalkan akan berdosa.

2. sunat; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang digalakkan melakukannya oleh Syarakiaitu diberi pahala sesiapa yang melakukannya, namun tidaklah berdosa jika ditinggalkannya.

3. haram; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang mesti ditinggalkan di mana jika dilakukan akan berdosa.

4. makruh; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang digalakkan meninggalkannya iaitu diberi pahala kepada orang yang meninggalkannya (kerana Allah), namun tidak dikira berdosa jika dilakukannya.

5. mubah (harus); iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang diserah kepada pilihan manusia samaada ingin melakukannya atau meninggalkannya di mana sebarang pilihannya tidak akan membawa implikasi dosa atau pahala.

Tidak ada perbuatan mukallaf dari sekecil-kecil hingga sebesar-besarnya melainkan tertakluk dengan salah satudari hukum lima di atas.


Apa makna mukallaf? Siapakah yang dikatakan sebagai mukallaf?

Mukallaf ialah seorang yang telah mencukupi syarat untuk diberikan taklif Syarak (yakni tuntutan dankewajipan Syarak). Orang yang mukallaf wajib mematuhi ketetapan agama dan setiap perbuatan dan perlakuannya tertakluk dengan hukum yang telah ditetapkan oleh agama sama ada wajib, haram, harus dan sebagainya tadi. Syarat-syarat mukallaf ialah:
1. Telah sampai umur (yakni baligh)
2. Memiliki akal yang waras
3. Sampai dakwah kepadanya
4. Sempurna pancaindera, khususnya penglihatan atau pendengaran.


Siapakah orang-orang yang terkeluar dari kelompok mukallaf?

Dari takrif dan syarat-syarat mukallaf tadi, terkeluar dari kelompok mukallaf:
1. Kanak-kanak yang belum baligh. Kanak-kanak yang mati sebelum baligh, ia akan selamat (dari siksaan Allah)sekalipun anak-anak orang kafir.
2. Orang gila atau tidak siuman
3. Orang-orang yang tidak sampai dakwah kepadanya termasuklah ahlul-fatrah iaitu orang-orang yang hidup di antara zaman pengutusan Rasul (*yakni mereka jauh dari Rasul yang terdahulu dan tidak berkesempatan dengan Rasul yang bakal datang) atau hidup di zaman Rasul yang bukan diutuskan kepada mereka. Mereka akan selamat dari siksaan Allah kerana tidak sampai dakwah kepada mereka.
(Rujuk: Hasyiyah Imam al-Baijuri ‘ala Jauharati-Tauhid, hlm. 67-68).


cabang-cabang ilmu yang terkandung dalam ilmu Fiqh

Ilmu Fiqh merangkumi dua bahagian besar;

1. Ibadah; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia dengan Tuhan. Ia merangkumi ibadah solat, puasa,zakat, haji dan sebagainya.

2. Mu'amalat; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia sesama manusia. Cabang mu’amalat ini merangkumi pula bidang-bidang berikut;

a) Hukum-hakam tentang kekeluargaan yang merangkumi perkahwinan, perceraian, perwarisan, nafkah dan sebagainya.

b) Hukum-hakam tentang harta seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadaian, jaminan dan sebagainya.

c) Hukum-hakam tentang sistem pemerintahan dan pentadbiran negara merangkumi kewajipan melantik ketua negara, tanggungjawab ketua negara/pemimpin dan hak dan kewajipan rakyat/warga negara.

d) Hukum-hakam tentang kehakiman/pengadilan merangkumi membuat keputusan (al-qadha), pendakwaan, prinsip-prinsip hukuman, kesaksian, sumpah, keterangan dan sebagainya.

e) Hukum-hakam tentang ahli Zimmah (orang bukan Islam yang mendiami dalam negara Islam) merangkumi hak-hak dan tanggungjawab mereka terhadap negara dan sebagainya.

f) Hukum-hakam tentang hubungan antarabangsa merangkumi hubungan negara Islam dengan negara-negara luar di masa damai atau ketika perang.

g) Hukum-hakam tentang kewangan negara merangkumi sumber-sumber pendapatan negara dan perbelanjaan-perbelanjaannya.

h) Hukum-hakam tentang jenayah dan hukuman; merangkumi penetapan perkara-perkara yang terlarang dan hukuman-hukumannnya, cara-cara menetapkan/mensabit kesalahan-kesalahan jenayah dan perlaksanaan hukuman terhadapnya.


sumber-sumber ilmu Fiqh

Sumber-sumber ilmu Fiqh bermaksud dalil-dalil yang menjadi sandaran ahli-ahli Fiqh (Faqih atau Fuqahak) dalam mengeluar hukum-hakam Fiqh. Ia terdiri dari sumber-sumber asal dan sumber-sumber sokongan. Sumber asal bagi ilmu Fiqh ada dua sahaja iaitu;

1. Al-Quran
2. As-Sunnah

Sumber-sumber sokongan bermaksud dalil-dalil tambahan yang membantu ahli-ahli Fiqh untuk mengeluarkanhukum-hakam Fiqh menepati prinsip sumber asal di atas (al-Quran dan as-Sunnah). Ia terdiri dari;

1. Ijmak
2. Qiyas
3. Istishab
4. Masalih Mursalah
5. Istihsan
6. 'Uruf
7. Syari'at terdahulu

anak anak yayasan



suatu ketika...








3.4.10

Dalil Syar'iyyah

Agama Islam bukanlah agama yg diciptakan manusia atau hasil rekayasa kepandaian mereka, tapi benar-benar merupakan sesuatu yg mutlak datang dari sang Khaliq demi terciptanya pola hidup yg menjamin keselamatan manusia dunia dan akhirat.

Oleh karna itu, kerangka hukum dlm agama Islam dlm hal ubudiyah, mu'amalah atau lainnya harus merupakan sesuatu yg sudah diatur dan digariskan oleh Syara'.

Berdasarkan observasi, para Ulama Ahlissunnah wal jama'ah menghasilkan suatu kesepakatan bahwa dalil-dalil yg dijadikan dasar hukum syara' mengenai tingkah laku dan perbuatan manusia kembali pada empat sumber pokok, yaitu : Al-Qur'an, As-Sunnah, Al-Ijma' dan Al-Qiyas. (Ushul Fiqih Hal : 21)

1. Al-Qur'am adalah kalamullah yg diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad SAW. dengan lafadz yg berbahasa arab untuk menjadi penguat Rasul atas pengakuannya sebagai utusan Allah SWT, dan menjadi sumber segala hukum bagi manusia yg mengikuti petunjuknya.

Dalil-dalil bahwa Al-Qur'an sebagai hujjah bagi umat Islam adalah bahwa Al-Qur'an datang dari sisi Allah SWT dan disampaikan kepada manusia melalui cara yg qoth'i (pasti). Sedangkan bukti bahwa Al-Qur'an datang dari sisi Allah SWT adalah kemu'jizatannya dlm melemahkan umat manusia untuk mendatangkan semisal Al-Qur'an.

2. As-Sunnah adalah sesuatu yg datang dari Rasulullah SAW. baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) sebagai dasar hukum Islam bagi pemeluknya setelah Al-Qur'an. Berdasarkan firman Allah dlm surat An-Nisa ayat 80 : "Barang siapa mentaati Rasul maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah". (QS. An-Nisa 80)

3. Al-Ijma' adalah kesepakatan seluruh Mujtahid dikalangan umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat atas hukum syara' mengenai suatu kejadian yg baru datang yg blm diterangkan dlm Al-Qur'an ataupun sudah tapi belum jelas, Ijma' merupakan salah satu pijakan hukum bagi umat khususnya bagi Alissunnah wal jama'ah mulai Ijma' itu wujud sampi akhhr zaman.

Dasar pijakan Ijma' sebagai pijakan hukum adalah firman Allah dlm surat An-Nisa ayat 115 : "Barang siapa menentang Rasul setelah jelas baginya dan mengikuti jalan yg bukan jalan orang-orang beriman maka kami akan biarkan dia berkuasa terhadap kesesatan yg telah dikuasainya itu dan kami masukan ia kedalam neraka jahannam sedangkan neraka jahannam merupakan seburuk-buruknya tempat kembali". (QS. An-Nisa 115)
dan Hadits Rasulullah SAW : "Umatku tidak akan berkumpul (dlm kesepakatan hukum) dlm kesesatan". (HR. Turmudyi)

4. Al-Qiyas adalah menyamakan suatu masalah yg tidak ada nash hukumnya dlm Al-Qur'an atau Al-Hadits karena keduanya mempunyai kesamaan dlm alasan hukum. Dengan adanya Qiyas diharapkan semua masalah yg timbul dimasyarakat yg blm ada nashnya secara jelas baik dlm Al-Qur'an atau Al-Hadits bisa diselesaikan dengan benar. Qiyas merupakan hujjah syar'iyyah (pijakan hukum syara'). berdasarkan firman Allah dlm surat An-Nisa ayat 59 : "Hai orang-orang yg beriman, taatlah kepada Allah, Rasul dan pemimpin-pemimpinmu kemudian jika kamu berlainan pendapat mengenai sesuatu maka kembalikanlah sesuatu tersebut pada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (As-Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir yg demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya".

Dan hadits Rasulullah SAW : "Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman, beliau bertanya "Bagaimanakah engkau memberi keputusan apabila suatu keputusan dihadapkan kepadamu?", Mu'adz bin Jabal menjawab "saya memberikan keputusan berdasarkan kitab Allah", beliau bertanya "Jika kamu tidak menemukan didalam kitab Allah?", Mu'adz menjawab "maka berdasarkan sunnah Rasulullah". Beliau bertanya "Jika kamu tidak menemukannya dlm sunnah Rasulullah dan kitab Allah?". Ia menjawab "saya akan berijtihad dengan pendapatku dan saya tidak akan gegabah (maksudnya saya tidak akan sembrono dalam berijtihad)". Perowi hadits berkata : "Kemudian Nabi SAW menepuk dada Mu'adz seraya berkata "Segala puji bagi Allah yg telah memberikan kepada utusan Rasulullah terhadap sesuatu yg diridloi Rasulullah". (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi). Ulama berkata "Qiyas itu bersungguh-sungguh dalam berpikir". Wallahu a'lam bisshawab

santai di kopitiam? Halal Jakim kah?

Dua Kopitiam yang ada sijil halal daripada JAKIM

Hanya Dua Kopitiam yang ada sijil halal daripada JAKIM

Masyarakat Malaysia hari ini gemar bersantai di kopitiam. Pernahkah anda makan di cafe kopitiam yang tubuh bagaikan cendawan. Kalau 2-3 tahun dahulu sibuk dengan cafe berkonsepkan Bistro tetapi sekarang pula trend cafe berkonsepkan kopitiam.Antara yang top Old Town Kopitiam, Jonker Walk Kopitiam, Bangi Kopitiam, Uncle John kopitiam, PapaRich Kopitiam, Pak Hailam Kopitiam dan banyak lagi yang mungkin teman-teman pun boleh tolong tambahkan dalam ruangan komen.


Bila kita menjenguk ke dalam kopitiam ini sudah pasti kita akan melihat berbagai bangsa dan agama yang sedang enak menjamu selera termasuklah umat Islam. Hampir semua kopitiam ini mempamerkan logo HALAL untuk menarik perhatia pelanggan Islam. Majoriti daripada kopitiam ini juga menggunakan staff Islam. Sungguh memeranjatkan berdasarkan rekod Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) hanya ada 2 kopitiam sahaja yang memperolehi SIJIL HALAL daripada JAKIM iaitu PAK HAILAM KOPITIAM dan JONKER WALK KOPITIAM.

Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Jamil Khir Baharom menasihatkan umat Islam agar tidak keliru dengan logo halal yang dipamerkan di kopitiam. Beliau juga menasihati umat Islam mengelakkan diri daripada menjamu selera di premis yang tik ada sijil halal JAKIM.

Menurut website JAKIM, sijil halal untuk BB Hailam Chicken Rice, Bukit Bintang telah ditarik balik. Untuk maklumat lanjut sila lawat HalalJakim.

Adakah dikalangan ANDA yang sudah termakan di kopitiam yang tidak mendapat sijil halal daripada JAKIM?


Wanita yang patut dijauhi oleh lelaki

Ada satu pandangan daripada pakar cinta di luar negara berkenaan ciri-ciri wanita yang wajib dijauhi.

1. Wanita kategori liar.

Inilah jenis wanita yang sering dinasihati oleh mana-mana ibu untuk dijauhi. Pada awalnya, perhubungan dengan wanita sebegini sememangnya menyeronokan.

Dia selalu melakukan sesuatu di luar jangkaan. Perasaan selalu mencuba sesuatu yang bagus, tetapi sikap cuba-cubanya tidak wujud sempadan. Kita teruja dengan kegilaannya tetapi tak kita sedar, tersadung dalam masalah yang diciptanya.

2. Wanita si Bom jangka.

Wanita bersifat bom jangka seumpama emosi yang akan meletus tanpa apa-apa amaran ketika anda menjangka semuanya erkawal.

Dia kelihatan normal luarannya sehinggalah kita menjadi sasarannya.

Individu seperti ini bukan sahaja menjadi bom jangka dalam emosi kemarahan malah emosinya akan mengubah keputusan-keputusan penting.

3. Wanita si Gula-gula

Gadis muda seumpama gula-gula yang melihat kita sebagai pembimbingnya dan menyukai kewujudan kita.

Dalam keadaan ini kita seolah-olah bertindak seperti seorang yang mengajarnya untuk menjadi wanita idaman dan cuba mencipta kehidupan yang penuh kematangan untuknya.

Hakikatnya kita sudah tertipu, gadis muda seumpama ini sebenarnya sedang menguji kuasa tarikan yang ada pada dirinya.

4. Wanita si Bintang

Wanita bersifat bintang menjadikan pasangannya sebagai jalan untuk mempopularkan atau menguntungkan dirinya semata-mata, lebih-lebih lagi jika dia mempunyai keinginan besar terhadap sesuatu yang jelas bukannya diri kita.

5. Wanita si Penggapai.

Penggapai mempunyai kedudukan kewangan lebih dari apa kita miliki dan dia menyukai keadaan demikian, ia memberi jaminan kepada dirinya.

Mengapa dia suka? Dia memilih pasangan yang bukan dalam kelompoknya agar ia memberinya ruang bergerak.

Kita menjadi sasaran jika matlamat kewangannya gagal, dan kita dilihat sebagi punca terbazir masanya sekadar untuk aktiviti bersama.

Dia cenderung mengatakan setiap usahanya adalah untuk kebahagian bersama.

6. Wanita yang Tercedera.

Hubungan yang terjejas menjadikan wanita dalam kategori ini tercedera emosinya sepanjang masa.

Kewujudan kita adalah kapal persinggahannya sementara baginya untuk memikirkan kesilapannya, apa yang terjadi, siapakah dia dan apa yang perlu dilakukannya.

Sepanjang kita menjadi pasangannya, kita mendengar segala kisah buruknya. Kita akan menjadi pendengar setia kisah sedihnya semalam, hari ini dan esok.

Dalam jangkaan kita kewujudannya untuk menyintai kita, tetapi dia lebih memikirkan keadaan dirinya.

Persoalan mandi wajib


Definisi :

al-Ghaslu الغسل artinya adalah تعميم البدن بالماء membasahi seluruh tubuh dengan air


Dalilnya :

1) Firman Allah Ta’ala : ( وإن كنتم جنباً فاطهروا)“Jika kamu dalam keadaan junub maka bersucilah” (al-Maidah : 6)

2) Firman Allah Ta’ala : ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النساء في المحيض ولا تقربوهن حتى يطهرن ”Mereka bertanya kepadamu tentang darah haidh, katakan bahwa darah haidh itu kotor, maka jauhilah wanita-wanita yang sedang haidh janganlah kau dekati mereka hingga mereka suci.” (al-Baqoroh : 222)


Penyebab Wajibnya Mandi :

1) Keluarnya mani baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tertidur.

2) Jima’ (bersenggama) walaupun tidak keluar mani.

3) Seorang kafir yang baru masuk islam.

4) Berhentinya haidh dan nifas.


Dalilnya :

1) Wajib mandi jika keluar mani baik dalam keadaan terjaga maupun tidur. Berdasarkan hadits Ummu Salamah bahwasanya Ummu Sulaim berkata : ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, apakah wajib bagi wanita mandi jika mereka bermimpi?” Rasulullah menjawab : نعم إذا رأت الماء ”Iya jika dia melihat adanya air” (Muttafaq ’alaihi)

2) Jima’ walaupun tidak sampai keluar mani maka wajib mandi berdasarkan hadits Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata : Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : إذا قعد بين وإن لم ينزل شعبيها الأربع ثم جهدها فقد وجب الغسل ”Jika seseorang duduk di antara cabang yang empat dan ia bersungguh-sungguh di atasnya maka wajib baginya mandi walaupun tidak sampai keluar” muttafaq ’alaihi dengan tambahan lafazh وإن لم ينزل dari Muslim.

3) Seorang Kafir baru masuk islam wajib mandi berdasarkan riwayat Qais bin ’Ashim bahwasanya beliau masuk islam dan nabi صلى الله عليه وسلم memerintahkannya untuk mandi dengan air dan bidara. (Shahih diriwayatkan Nasa’i, Turmudzi dan Abu Dawud)

4) Berhenti haidh dan nifas wajib mandi berdasarkan hadits Aisyah, bahwasanya nabi صلى الله عليه وسلم berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy : ”Jika datang haidh maka tinggalkan sholat dan jika telah lewat maka mandilah dan sholatlah” (Muttafaq ’alaihi). Dan Nifas hukumnya sama dengan haidh menurut ijma’


Rukunnya :

1) Niat.

2) Membasahi seluruh badan dengan air.


Kaifiyat (cara)nya :

1) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan tiga kali.

2) Mencuci kemaluan dan sekitarnya.

3) Berwudlu’ secara sempurna sebagaimana wudlu’ akan sholat dan mengakhirkan membasuh kakinya hingga selesai mandi.

4) Menyiramkan air ke kepala tiga kali sambil menyela-nyelai rambut agar air mengenai ke kulit kepala.

5) Menyiramkan air ke seluruh tubuh yang dimulai dari bagian kanan kemudian bagian kiri dengan cara dipijat/ditekan sampai sela-sela jari jemari dan kedua lubang telinga.

6) Membasuh kedua kaki.


Dalilnya :

ما جاء عن ائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا اغتسل من الجنابة بدأ فيغسل يديه ثم يفرغ بيمينه على شماله فيغسل فرجه ثم يتوضأ وضوءه للصلاة ثم يأخذ الماء ويخل أصابعه في أصول الشعر حتى إذا أنه (استبرأ حقن على رأسه ثلاث حثيات ثم أفاض على سائر جسده) رواه البخاري ومسلم وفي رواية بدأ بشق رأسه الأيمن ثم الأيسر. وكذلك حديث ميمونة في البخاري

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم jika mandi janabah beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya yang diawali dengan tangan kanannya kemudian tangan kirinya, kemudian beliau membasuh kemaluannya dan berwudlu’ sebagaimana wudlu’nya akan sholat. Kemudian beliau mengambil air sembari memasukkan jari-jemarinya (menyelai-nyelai) kulit kepalanya sampai beliau memandang bahwa kulit kepalanya telah basah, lantas beliau mengguyur kepalanya dengan tiga gayung air, setelah itu beliau menyiram seluruh tubuhnya. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, di dalam riwayat lainnya beliau memulai dengan menyelai-nyelai kepala bagian kanan kemudian kirinya. Demikian hadits Maimunah yang diriwayatkan Bukhari.


Masalah 1 :

Tentang kesepakatan ulama di dalam hal-hal yang mewajibkan mandi janabat.

Para ulama bersepakat bahwa mani yang keluar dengan syahwat maka wajib mandi baik laki-laki maupun wanita, baik ketika terjaga maupun tidur. Demikian pula wajib bagi wanita yang selesai dari haidh dan nifas untuk mandi.

Dalilnya :

Firman Allah Ta’ala : فإذا تطهرن فأتوهن ”Jika mereka telah suci maka datangilah mereka”

Hadits Fathimah binti Abi Hubaisy : دعي الصلاة قدر الأيام التي كنت تحيضين فيها ثم اغتسلي وصلي “Aku meninggalkan sholat beberapa hari di kala aku sedang haidh kemudian aku mandi dan aku sholat (di saat telah berhenti dari haidh)” Muttafaq ’alaihi.


Masalah 2 :

Mani yang keluar bukan karena syahwat

Para ulama berbeda pendapat tentang mani yang keluar bukan karena syahwat, seperti karena sakit atau karena dingin, menjadi dua pendapat.

Pendapat pertama : Tidak wajib mandi sebagaimana pendapatnya Imam Malik dan Abu Hanifah

Pendapat kedua : Wajib mandi sebagaimana pendapatnya Imam Syafi’i.

Dalil Pendapat Pertama :

1) Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم mensifati mani yang wajib mandi adalah yang berwarna putih kental sebagaimana di dalam hadits Ummu Sulaim yang diriwayatkan Muslim bahwasanya beliau bertanya kepada Nabiullah صلى الله عليه وسلم tentang seorang wanita yang melihat di dalam mimpinya sebagaimana apa yang dilihat oleh seorang lelaki. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab : إذا رأت ذلك المرأة فلتغتسل ”Jika wanita melihatnya (mani, pent.) maka wajib atasnya mandi”. Syahid dari hadits di atas adalah bahwasanya mani keluar dengan syahwat.

2) Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud secara marfu’ : إذا رأيت فضخ الماء فاغتسلي ”Jika seorang wanita melihat air yang memancar maka hendaknya mandi”. Dan الفضخ keluarnya dengan kuat.

3) Hadits nabi صلى الله عليه وسلم yang berbunyi : ”Jika air keluar dengan memancar maka wajib mandi janabat dan jika tidak memancar tidak wajib mandi.” (Hasan Shahih di dalam Irwa’ul Ghalil). Imam Syaukani berkata : ”Memancar adalah menyembur, dan tidaklah akan demikian jika tidak disertai syahwat.” Oleh karena itu Syaikh Abdul Azhim Badawi berkata : ”Di dalam hadits ini terdapat peringatan tentang mani yang keluar karena bukan syahwat baik dikarenakan sakit ataupun dingin maka tidak wajib mandi.”

Dalil Pendapat Kedua :

1) Hadits Ummu Sulaim, beliau berkata : Apakah wajib bagi seorang wanita mandi jika dia bermimpi? Maka nabi صلى الله عليه وسلم menjawab : نعم إذا هي رأت الماء ”Iya jika ia melihat adanya air” Muttafaq ’alaihi.

2) Hadits Abu Sa’id al-Khudri beliaui berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : الماء من الماء ”air (untuk mandi) karena air (mani)” Diriwayatkan oleh Muslim.

Yang Rajih (kuat) adalah pendapat pertama, yaitu tidak wajib baginya mandi.

Bantahan terhadap hadits pertama adalah, sesungguhnya hadits tersebut menunjukkan mani yang keluar di saat mimpi adalah dengan syahwat.

Bantahan terhadap hadits kedua adalah, sesungguhnya hadits tersebut mansukh karena Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata : Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : إذا قعد بين شعبيها الأربع ثم جهدها فقد وجب الغسل ”Jika seseorang duduk di antara cabang yang empat dan ia bersungguh-sungguh di atasnya maka wajib baginya mandi” Muttafaq ’alaihi. Dan dalam riwayat Muslim terdapat tambahan : وإن لم ينزل ”Walaupun tidak sampai keluar (mani)”.

Syahid dari hadits di atas adalah : Rasulullah صلى الله عليه وسلم mewajibkan mandi walaupun tidak sampai keluar (mani). Wallahu a’lam.


Masalah 3 :

Bermimpi namun tidak melihat adanya air (tidak basah)

Barangsiapa bermimpi namun dia tidak mendapatkan air (mani) maka tidak wajib mandi janabat, dan barangsiapa tidak ingat telah bermimpi namun mendapatkan air maka wajib atasnya mandi.

Dalilnya :

Dari Aisyah beliau berkata, ”Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya tentang seorang lelaki yang mendapatkan basah namun ia tidak ingat telah bermimpi, maka beliau menjawab : dia wajib mandi. Beliau juga ditanya tentang seorang lelaki yang mengingat dirinya bermimpi namun dia tidak mendapatkan basah, maka beliau menjawab : dia tidak wajib mandi.” (Shahih, diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi).


Masalah 4 :

Perkataan ulama tentang menggosok tubuh dengan air ketika mandi.

Para ulama berbeda pendapat tentangnya menjadi dua pendapat :

Pendapat pertama : Menggosok hukumnya wajib menurut Malikiyah dan al-Muzanni dari kalangan Syafi’iyah.

Pendapat kedua : Menggosok tidak wajib hukumnya, dan ini adalah pendapat jumhur.

Dalil pendapat pertama :

Hadits Abu Hurairoh رضي الله عنه yang berbunyi : تحت كل شعرة جنابة فبلوا الشعر وأنقوا البشرة ”Setiap bagian rambut terdapat janabah maka basahilah rambut dan ratakan seluruhnya” diriwayatkan oleh Turmudzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah.

Sisi pendalilannya : bahwasanya الأنقاء (meratakan) tidak tidak menghasilkan الإفاضة (membasahi) namun menghasilkan التدليك (memijat/menggosok).

Dalil Pendapat kedua :

1) Hadits Aisyah yang di dalamnya terdapat lafazh : ثم أفاض الماء على سائر جسده ”kemudian mengguyur seluruh tubuhnya dengan air”. Muttafaq ’alaihi.

2) Hadits Maimunah yang berbunyi : ثم أفرغ على جسده ”Kemudian menuangkan ke atas tubuh”. Riwayat Muslim.

3) Hadits Ummu Salamah, beliau berkata : يا رسول الله إني أمرأة أشد ضفر رأسي أفأنقضه لغسل الجنابة قال لا إنما يكفيك ان تحثي على رأسك ثلاث حثيات ثم تفيضي عليه الماء فتطهرين ”Wahai Rasulullah sesungguhya aku adalah wanita yang lebat rambutnya, apakah perlu aku menguraikan rambutku ketika mandi janabat?” beliau menjawab, ”Tidak, sesungguhnya telah mencukupi kau mengguyurnya dengan tiga cidukan air kemudian ratakan maka kau telah bersuci.”

Sisi pendalilannya : Bahwasanya hadits Aisyah dan hadits Maimunah tidak menyebutkan di dalamnya tentang التدليك (memijat/menggosok), sesungguhnya yang disebutkan di dalamnya adalah إفراغ الماء (menuangkan air) yang kalimatnya datang dalam bentuk الحصر pembatasan dengan kata (إنما). Pembatasan ini menunjukkan bahwa التدليك (memijat) tidaklah wajib, dan jika seandainya wajib maka niscaya akan diperintahkan untuk melakukannya.

Yang Rajih adalah pendapat jumhur dikarenakan kuatnya dalilnya.


Masalah 5 :

Batasan dikatakan jima’ (bersenggama)

Yang dimaksud denga jima’ adalah ’bertemunya dua khitan’ walaupun tidak sampai keluar mani. Dan batasan khitan bagi pria adalah kepala penis dan bagi wanita adalah daging yang tumbuh di bagian atas vagina (clitoris). Jadi batasan jima’ adalah bila kepala farji pria telah hilang (tidak tampak) masuk di dalam farji wanita. Jika hanya menggesek di permukaan farji wanita maka belum masuk ke dalam batasan jima’.

Jika seseorang melakukan ístimta’ (bersenang-senang) dengan isteri tidak sampai memasukkan farjinya hanya menggesek-gesekkan saja, namun keluar mani, maka wajib mandi wajib dari sisi keluarnya mani dengan syahwat bukan dari sisi jima’.


Masalah 6 :

Wajibkah bagi wanita yang panjang rambutnya menguraikan rambutnya?

Pendapat yang rajih adalah wajib bagi wanita yang mandi karena haidh agar menguraikan rambutnya namun tidak wajib menguraikan rambutnya bagi wanita yang mandi janabat.

Dalilnya :

Sifat mandi janabah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, Maimunah dan Ummu Salamah yang telah lewat penyebutannya.

Sifat mandi wajib karena haidh adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, suatu ketika Asma’ bertanya kepada nabi صلى الله عليه وسلم tentang mandi haidh, beliau menjawab : ”Ambillah air dan bidara dan bersihkanlah (farjimu) dengan sebersih-bersihnya, kemudian siramlah kepalamu dan gosoklah dengan kuat hingga mengenai seluruh bagian kepalamu, lalu siramlah dengan air. Setelah itu ambillah kapas yang dicelup wewangian dan sucikanlah dengannya.” Asma’ berkata : ”Bagaimana bersuci dengannya?” Nabi menjawab : ”Maha suci Allah bersucilah dengannya!” Aisyah berkata seakan-akan ia kawatir dengan akan tampaknya bekas darah.

Hadits ini merupakan dalil yang terang tentang perbedaan mandi janabat dengan mandi haidh, dimana pada mandi haidh nabi memberikan porsi tersendiri yang lebih menekankan pensuciannya dengan menggosok kepala dan menguraikan rambut, sedangkan tidak demikian pada mandi janabat. Hadits Ummu Salamah menunjukkan sifat mandi janabah yang tidak wajib menguraikan rambut. Secara asal, menguraikan rambut adalah sebagai peyakin supaya kulit kepala bisa terkena air namun hal ini dimaafkan pada saat mandi janabat karena intensitas mandi janabat relatif berulang-ulang dan karena timbulnya kesukaran yang sangat bagi wanita untuk menguraikan rambutnya setiap akan mandi janabat. Berbeda dengan mandi haidh karena hanya dilakukan sekali sebulan. (Tahdzib Sunan Abu Dawud oleh Ibnul Qoyyim (I/167/166) dengan sedikit perubahan).


Maraji’ :

1. Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah karya Syaikh Abdul Azhim Badawy, Kitaab ath-Thohaaroh, Bab al-Ghaslu, hal. 44-46

2. Marshd as-Salafiy as-Sudaaniy, Bab al-Ghoslu, oleh Ustadz Husain Jailani, http://www.marsd.net/

3. Muhadharah Fiqh oleh al-Ustadz Ahmad Sabiq, Lc. di Ma’had as-Sunnah Surabaya (4 Muharam 1426/13 September 2005)

(Sumber: http://www.geocities.com/abu_amman/mandijunub.htm)

Menghindari kerosakan otak

- Arief Basuki

Tentu Anda memiliki rutinitas. Entah disadari atau tidak, kegiatan yang tidak pernah Anda lewati tersebut, lama kelamaan menjadi kebiasaan dan jika sewaktu-waktu Anda tidak melakukannya, Anda akan merasa hidup Anda tidak lengkap.

Contohnya: Setiap mandi, Anda melakukan ritual seperti scrub badan atau luluran lebih dulu. Jika kebiasaan Anda baik, akan menguntungkan, tetapi jika kebiasaan Anda merugikan, justru akan berdampak negatif bagi kesehatan. Beberapa kebiasaan yang sepintas tidak berbahaya, ternyata menyimpan risiko kerusakan otak .

Agar lebih jelas, simak saja artikel di bawah ini.

1. Tidak Sarapan
Cukup banyak orang yang mengganggap bahwa sarapan tidak terlalu penting, dan bisa menggemukan. Atau sarapan bisa menimbulkan kantuk saat kerja nanti. Pendapat ini salah. Tidak sarapan mengakibatkan turunnya tekanan darah yang nantinya akan mengurangi masukan nutrisi pada otak sehingga mengakibatkan kemunduran kerja otak

2. Kelebihan Makan
Terkadang orang lebih memilih tidak ngemil, akan tetapi mengambil porsi yang besar saat makan. Porsi makan yang langsung banyak tanpa sebelumnya diisi apa-apa selain bisa menimbulkan gangguan pencernaan, bisa menyebabkan pembengkakan di arteri otak, sehingga menyebabkan menurunnya mental power

3. Merokok
Banyak wanita merokok sebagai pengalihan dari mengemil atau untuk menghalau stress. Merokok adalah kebiasaan yang dapat menyebabkan penyusutan daya memori otak secara multiply yang arahnya ke penyakit Alzheimer.

4. Konsumsi Gula Berlebihan
Maksudnya adalah terlalu banyak makan makanan manis sehingga kadar gula dalam tubuh tinggi. Sebenarnya gula itu sendiri tidak didapat dari makanan manis seperti permen atau es krim. Semua makanan itu mengandung zat gula, dan akan bertambah jika Anda mengkonsumsi makanan manis lainnya. Kelebihan zat gula dalam tubuh akan menghambat penyerapan protein dan nutrisi lainnya oleh tubuh sehingga tubuh Anda akan kekurangan gizi dan bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan otak.

5. Polusi Udara
Lingkungan yang berpolusi akan mempengaruhi kesehatan kita. Otak kita adalah bagian tubuh yang paling membutuhkan oksigen bersih. Dengan menghirup udara yang berpolusi, otak akan tercemar dengan polutan sehingga dapat memperlambat fugsi kerja otak kita.

6. Sulitan Tidur
Tidur adalah salah satu cara ampuh untuk mengistirahatkan otak. Jika Anda mengalami kesulitan tidur hampir setiap malam, dan sudah berlangsung cukup lama, hal itu akan mempercepat matinya sel-sel otak kita

7. Menutup Kepala dengan Selimut saat Tidur
Ini ada kaitannya dengan poin no.5. Tidur dengan selimut sampai ke kepala, mempersulit kita untuk bernafas dengan baik. Akibat yang muncul adalah otak akan kekurangan oksigen dan itu akan menurunkan kinerja otak kita.

8. Bekerja ketika Sakit
Sering kali beban pekerjaan menuntut Anda untuk tetap bekerja walaupun sedang sakit sekalipun. Sebagai informasi, tetap bekerja saat sakit atau tidak dalam kondisi prima, akan mengurangi efesiensi kerja otak, dan bisa berujung pada kerusakan otak.

9. Jarang Berpikir
Anda tahu gunanya psikotest? Fungsi utama dari beberapa materi psikotest itu adalah melatih otak kita berpikir cepat. Seperti yang Anda ketahui, berpikir adalah salah satu cara melatih otak kita. Kurangnya latihan untuk menstimulasi otak akan menyebabkan penurunan kinerja otak.

10. Jarang Bicara
Ada banyak orang pendiam, akan tetapi diamnya seseorang bukan karena dia tidak mau bicara, bisa jadi karena hanya ingin berbicara jika ada topik menarik. Tetapi ada juga orang pendiam yang memang benar-benar tidak ingin bicara. Berbicara itu sebenarnya penting untuk melatih kinerja otak kita. Dengan terlibat aktif dalam pembicaraan terutama tentang pengetahuan, akan mendorong dan melatih kinerja otak secara maksimal.

Bagaimana memohon Turun Pertolongan Allah?

Sering kali kita diuji pada suatu masalah. Kita telah berusaha semaksima mungkin namun masalah yang kita hadapi tidak kunjung juga terselesaikan. Ada rasa lelah, gundah, gelisah, dan lain–lain. Dan berharap–harap datangnya pertolongan dari Allah-Rabb semesta alam . Bagaimana caranya agar turun pertolongan Allah?


Bagaimana caranya agar turun pertolongan Allah ?

  • “Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.(Muhammad : 7)
  • “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Al Hajj : 40). Di ayat ini dijelaskan bahwa syarat mendapatkan pertolongan Allah adalah dengan cara menolong Agama Allah.

Bagaimana caranya menolong (Agama) Allah?

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz menjelaskan dalam sebuah ceramahnya yang kemudian dibukukan, setelah membawakan ayat 7 Surat Muhammad. Beliau berkata,

”Maka inilah bentuk pertolongan kepada Allah dengan melakukan perintah–perintah Nya dan meninggalkan larangan–larangan Nya dengan keimanan dan keikhlasan kepada Allah serta mentauhidkan-Nya, juga keimanan kepada Rasul-Nya.Maka menolong agama Allah adalah dengan mentaati Allah, mengagungkan-Nya dan ikhlas kepada-Nya, serta mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, mengamalkan syariat-Nya karena menginginkan pahala darinya dan untuk menegakkan agama-Nya.” (Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Asbaabu Nashrillaahi lil Mu’miniin ‘alaa A’daa ihim, Daar al Imam Ahmad, Cet. I, 2003 M, terj. Tim Pustaka Ibnu Katsir, Wahai Kaum Muslimin Raihlah Pertolongan Allah, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cet. I, Juli 2005 M, hal. 21).

Kesimpulannya adalah : setiap orang harus meningkatkan ketakwaannya agar datang pertolongan Allah buat mereka.

  • ”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”(Ath Thalaq:2)
  • ”Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.”(Ath Thalaq:4)

Berkata lagi Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, ”Jadi, siapa yang menginginkan datangnya pertolongan Allah dan keselamatan bagi agamanya serta menginginkan kesudahan yang baik, maka hendaklah bertakwa kepada Allah, dan bersabar dalam ketaatan kepada-Nya. Juga hendaknya menjauhi larangan–larangan Allah dimana pun dia berada. Inilah sebab–sebab pertolongan Allah padanya…” (Idem. hal. 38).

Dan jauhi juga kemaksiatan. Karena kemaksiatan merupakan sebab tidak datangnya pertolongan Allah.


Kemudian apa itu takwa?

Dalam sebuah bukunya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengutip perkataan Ar–Ruzbary.

Berkata Ar–Ruzbary: ”Taqwa adalah menjauhkan diri dari apa–apa yang bisa membuat engkau jauh dari Allah.” (Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Man Al Faiz?, Darul Wathan, Riyadh, Cet. I, 2000 M, Terj. Abdul Khalik, Siapakah Orang yang Beruntung?, Pustaka Laka, Bogor, Cet. I, 2005 M, hal. 57)

Dengan demikian, mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mempermudah urusan kita. Dan memberikan pertolongan-Nya buat kita.

Kemudian, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di melanjutkan perkataannya,
”Dan takwa tidaklah tegak melainkan dengan landasan ilmu. Maka orang yang jahil (bodoh) tidak akan mungkin menjadi orang yang bertakwa.

Berkata Bakr bin Khunais: Bagaimana bisa menjadi orang yang bertakwa, sedangkan ia sendiri tidak tahu apa itu takwa?!”. (Idem, hal. 57).

Inilah pentingnya ilmu agama. Dengan ilmu agama ini, seseorang bisa mengetahui mana jalan–jalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Jalla wa ‘Ala dan mana jalan–jalan yang malah menjauhkan dirinya dari Allah. Dengan ilmu agama seseorang bisa membedakan jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Salah satu jalan yang menjauhkan kita dari Allah adalah bid’ah.

  • ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (Al Baqarah : 153)
  • Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Subhanallah! Suatu hadits yang sangat berharga sekali. Kita perlu camkan baik – baik hadits tersebut. Ingat baik – baik bahwa Allah akan senantiasa menolong kita selama kita suka menolong saudara kita. Tolonglah saudara kita, sehingga Allah pun berkenan menolong urusan kita.

Sebagai penutup, baiknya kita catat dengan tinta emas di hati kita dua ayat ini. Agar timbul semangat dan kita tidak patah hati bila menghadapi masalah yang ada dalam hidup ini.

  • ”Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah : 214)
  • ”Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang – orang yang beriman.” (Ar Ruum : 47).

Referensi :

  1. Al Qur’anul Karim
  2. Imam Nawawi, Hadits Arbain
  3. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Asbaabu Nashrillaahi lil Mu’miniin ‘alaa A’daa ihim, Daar al Imam Ahmad, Cet. I, 2003 M, terj. Tim Pustaka Ibnu Katsir, Wahai Kaum Muslimin Raihlah Pertolongan Allah, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cet. I, Juli 2005 M.
  4. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Man Al Faiz?, Darul Wathan, Riyadh, Cet. I, Terj. Abdul Khalik, Siapakah Orang yang Beruntung?, Pustaka Laka, Bogor, Cet. I, 2005 M