27.6.10

Sholat Dhuha


Waktu sholat Dhuha

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yaitu mulai matahari beranjak naik satu tombak (kira2 jam 7 atau 7.30) sampai pada waktu istiwa, menjelang sholat dhuhur (kira2 jam 11 siang).

"Dari Zaid bin Arqam, Bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat Dhuha (pada waktu blm begitu siang), maka ia berkata : "Ingatlah sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa Sholat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Sholatnya Orang2 yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari." (HR. Muslim)

Dan qiyas dari saat bangunnya anak onta adalah sekitar jam 7 atau 7:30 karna negri Arab yg kita tahu adalah negri yang panas. untuk hati2nya sangat dianjurkan mulai jam 8 ke atas.

Boleh dikerjakan 2 rakaat, boleh 4 rakaat sampai 12 rakaat.

Menurut Imam Ar-Rauyani dan Imam Ar-Rafi’i, sebanyak-banyaknya dua belas rakaat. Dikerjakan dengan sekali salam setiap-tiap dua rakaat. Waktunya adalah sejak terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari. (Imam Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, 4/35-36).

Boleh sendiri boleh berjama'ah :

yaikh Mahmud Abdul Lathif ‘Uwaidhah, misalnya, mengatakan,”Sholat Dhuha ini dapat dikerjakan secara sendirian dan dapat pula dikerjakan berjama’ah.” Beliau lalu menyebutkan dalilnya, yaitu hadis dari ‘Itban bin Malik RA yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Ibnu Khuzaimah. (Mahmud Abdul Lathif ‘Uwaidhah, Al-Jami’ li Ahkam Ash-Shalah, 2/399).

Dalam kitab Fathul Bari (Syarah Shahih Bukhari) karya Imam Ibnu Hajar Al-’Asqalani, dinukilkan hadis ‘Itban bin Malik RA tersebut, bahwa Rasulullah SAW telah melakukan sholat Dhuha (subhata adh-dhuha) di rumahnya [rumah 'Itban bin Malik], lalu orang-orang berdiri di belakang beliau dan mereka pun sholat dengan sholat beliau. (fa-qaamuu waraa`ahu fa-shalluu bi-shalaatihi). (Ibnu Hajar Al-’Asqalani, Fathul Bari, 4/177).

Imam Ibnu Hajar Al-’Asqalani menjelaskan bahwa hadis di atas adalah hadis riwayat Imam Ahmad. Beliau juga menyatakan bahwa hadis yang semakna ini telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari shahabat Ibnu Wahab bin Yunus RA. (Ibnu Hajar Al-’Asqalani, Fathul Bari, 4/177; HR Ahmad no 22657; Ibnu Khuzaimah no 1165).

Dari ‘A`idz bin Amr RA dia berkata,”Suatu saat air sedikit, maka Rasulullah SAW pun berwudhu dengan air dalam satu gelas (qadah) atau satu mangkuk besar (jafnah). Lalu Rasulullah SAW menasehati kami karena sedikitnya air saat itu. Rasulullah SAW bersabda,’Orang yang bahagia di antara kita adalah orang yang terkena musibah, tapi dia tidak memperlihatkan itu kepada kita. Kecuali kalau musibah itu sudah menimpa semua orang dalam satu kaum.’ Kemudian Rasululullah SAW shalat Dhuha bersama-sama kami (tsumma shalla binaa rasulullah SAW adh-dhuha).” (HR Ahmad no 19721; Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, no 14462)

Anjuran dan keutamaan :

Aisyah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah meninggalkan amal padahal beliau senang untuk mengamalkannya, karena takut manusia mengamalkannya lalu difardhukan atas mereka. Saya tidak (pernah melihat Rasulullah 2/54) melakukan shalat sunnah seperti shalat sunnah dhuha, dan sesungguhnya saya mengerjakannya.(HR.Bukhori)

Abu Hurairah berkata, "Kekasih (baca: Rasulullah) aku berpesan kepadaku dengan tiga hal yang tidak aku tinggalkan sampai mati. Yaitu, puasa tiga hari setiap bulan, shalat (dua rakaat, 2/274) dhuha, dan tidur di atas witir (sebelum tidur shalat witir dulu)." (Bukhori)

Rasulullah bersabda : “Siapa saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan istiqomah akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (HR. Turmudzi)

Dalam hadist Qusdi, Nuwas bin Sam’an ra menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai Anak Adam, jangai sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka’at pada waktu permulaan siang (yakni Shalat Dhuha), nanti pasti kucukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR. Hakim dan Thabrani)

Dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “hendaklah masing-masing kamu tiap-tiap pagi bershadaqah untuk persendian badannya. maka itap kali bacaan tasbih bacaan tasbih (subhanallah) itu shadaqah, tiap tahmid (alhamdulillah) itu shadaqah, setiap tahlil (laa ilaaha Illallah) itu shadaqah, menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan itu shadaqah, dan sebagai ganti itu semua, cukuplah mengerjakan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)

Dari Abu Darda ia berkata: "Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup : 1. Menunaikan puasa tiga hari pada setiap bulan, 2. Mengerjakan Sholat Dhuha, dan 3. Tidak tidur sebelum menunaikan sholat Witir. (HR.Muslim Abu Dawud Turmudzi & nasa'ie)

Dari Anas ibn Malik, bahwa Nabi SAW bersabda : "Barang siapa mengerjakan sholat Dhuha 12 Rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya istana di syurga" (HR. Turmudzi dan Ibnu Majah, hadits Hasan)

Wallahu a’lamu bishowab

Tiada ulasan: