Cara-Cara Al-Qur’an Diturunkan / Diwahyukan
Para ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa turunnya Al-Qur’an berdasarkan dalil ayat Al-Qur’an dan riwayat Hadits shahih melalui tiga tahap iaitu :
Tahap Pertama,
Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh. Ketika Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh tidak diketahui bagaimana keadaannya, kecuali Allah yang mengetahuinya, kerana waktu itu Al-Qur’an berada di alam ghaib.
Tahap Kedua
Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh diturunkan ke langit bumi (Baitul ‘Izzah) pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dari Lauh Al-Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit pertama.
Tahap Ketiga
Al-Qur’an diturunkan dari Baitul-‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara beransur-ansur dan terpisah pisah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari . Ayat pertama yang diturunkan adalah lima ayat dari surah al - alaq pada 17 Ramadhan yang kita ingati peristiwa itu sebagai nuzul Quran.
Cara al-Quran diturunkan.
a. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi SAW tidak ada melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu (wahyu) sudah ada dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: “Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam qalbuku.”
b. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
c. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta.
Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit : “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa.”
d. Malaikat menampakkan dirinya yang asli kepada Nabi, dan menyampaikan wahyu.
Para ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa turunnya Al-Qur’an berdasarkan dalil ayat Al-Qur’an dan riwayat Hadits shahih melalui tiga tahap iaitu :
Tahap Pertama,
Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh. Ketika Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh tidak diketahui bagaimana keadaannya, kecuali Allah yang mengetahuinya, kerana waktu itu Al-Qur’an berada di alam ghaib.
Tahap Kedua
Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh diturunkan ke langit bumi (Baitul ‘Izzah) pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dari Lauh Al-Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit pertama.
Tahap Ketiga
Al-Qur’an diturunkan dari Baitul-‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara beransur-ansur dan terpisah pisah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari . Ayat pertama yang diturunkan adalah lima ayat dari surah al - alaq pada 17 Ramadhan yang kita ingati peristiwa itu sebagai nuzul Quran.
Cara al-Quran diturunkan.
a. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi SAW tidak ada melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu (wahyu) sudah ada dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: “Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam qalbuku.”
b. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
c. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta.
Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit : “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa.”
d. Malaikat menampakkan dirinya yang asli kepada Nabi, dan menyampaikan wahyu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan