Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku - yakni dalam tidurku - kemudian berfirman kepadaku, "Wahai Muhammad, katakanlah : "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu."
Dalam amal ubudiyah, cinta (mahabbah) menempati derajat yang paling tinggi. Mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah melaksanakan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta.
Pada mulanya, perjalanan cinta seorang hamba menapaki derajat mencintai Allah. Namun pada akhir perjalanan ruhaninya, sang hamba mendapatkan derajat wahana yang dicintaiNya
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu,telah bersatu dalam dakwah pada-MU,telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Demikian juga dg Yahya bin Mu’adz bila bicara mengenai kerinduan kepada-Nya;
“Seandainya akal dapat melihat hiburan surga melalui mata imannya, niscaya akan leburlah jiwa ini karena rindu kepadaNya. Seandainya hati dapat mengetahui eksistensi kecintaan ini kepada Khaliqnya, niscaya akan terlepaslah semua sendi-sendinya karena tergila-gila kepadaNya dan niscaya akan terbanglah ruh ini dari badannya karena terkejut ingin menghadap kepada-Nya.” [Yahya bin Mu'adz]
Bagaimana dengan kita bila bicara mengenai cinta pada-Nya...?
“I reached every possible place for shahadah, but it was written in my fate that I should die on my bed. In my opinion there is no deed dearer than my waiting with my horse and shield in darkness of night, the sky to be glittering due to the rain, waiting for the onset of down, so I can attack the enemy”
- Khalid Bin Walid. R.A
Dalam amal ubudiyah, cinta (mahabbah) menempati derajat yang paling tinggi. Mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah melaksanakan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta.
Pada mulanya, perjalanan cinta seorang hamba menapaki derajat mencintai Allah. Namun pada akhir perjalanan ruhaninya, sang hamba mendapatkan derajat wahana yang dicintaiNya
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu,telah bersatu dalam dakwah pada-MU,telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Demikian juga dg Yahya bin Mu’adz bila bicara mengenai kerinduan kepada-Nya;
“Seandainya akal dapat melihat hiburan surga melalui mata imannya, niscaya akan leburlah jiwa ini karena rindu kepadaNya. Seandainya hati dapat mengetahui eksistensi kecintaan ini kepada Khaliqnya, niscaya akan terlepaslah semua sendi-sendinya karena tergila-gila kepadaNya dan niscaya akan terbanglah ruh ini dari badannya karena terkejut ingin menghadap kepada-Nya.” [Yahya bin Mu'adz]
Bagaimana dengan kita bila bicara mengenai cinta pada-Nya...?
“I reached every possible place for shahadah, but it was written in my fate that I should die on my bed. In my opinion there is no deed dearer than my waiting with my horse and shield in darkness of night, the sky to be glittering due to the rain, waiting for the onset of down, so I can attack the enemy”
- Khalid Bin Walid. R.A
Tiada ulasan:
Catat Ulasan