6.12.09

Perjalanan dialam kubur 1


- Ibnu Mu'min Al-Branntiy pada 05hb Disember pukul 5.56 ptg


Khalifah kaum muslimin yang keempat Utsman bin Affan jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi janggutnya

Suatu hari ada seorang yang bertanya:

“ Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?”

Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.”
(HR. Tirmidzi)


Bagaimanakah perjalanan seseorang jika ia telah masuk di alam kubur?

Hadits panjang al-Bara’ bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Imam al-Hakim dan Syaikh al-Albani menceritakan perjalanan para manusia di alam kuburnya:

Suatu hari kami mengantarkan jenazah salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan Anshar.

Sesampainya di perkuburan, liang lahad masih digali.
Lalu Rasulullah pun duduk (menanti) dan kami juga duduk terdiam di sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung gagak yang hinggap.

Rasulullah memainkan sepotong dahan di tangannya ke tanah, lalu beliau mengangkat kepalanya
seraya bersabda,
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur!”
Beliau ulangi perintah ini dua atau tiga kali.


Adapun orang kafir,

di saat dia dalam keadaan tidak mengharapkan akhirat dan masih menginginkan (keindahan) duniawi,
turunlah dari langit malaikat yang bermuka hitam sambil membawa kain mori kasar.
Lalu mereka duduk di sekelilingnya.

Saat itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan duduk di arah kepalanya seraya berkata, `Wahai nyawa yang hina keluarlah dan jemputlah kemurkaan dan kemarahan Allah!`.

Maka nyawa orang kafir tadi ‘berlarian’ di sekujur tubuhnya.
Maka malaikat pencabut nyawa tadi mencabut nyawa tersebut (dengan paksa),
sebagaimana seseorang yang menarik besi beruji yang menempel di kapas basah.
Begitu nyawa tersebut sudah berada di tangan malaikat pencabut nyawa,
sekejap mata diambil oleh para malaikat bermuka hitam yang ada di sekelilingnya,
lalu nyawa tadi segera dibungkus dengan kain mori kasar.

Tiba-tiba terciumlah bau busuk sebusuk bangkai yang paling busuk di muka bumi.
Lalu nyawa tadi dibawa ke langit.

Setiap mereka melewati segerombolan malaikat mereka selalu ditanya,
`Nyawa siapakah yang amat hina ini?`,
`Ini adalah nyawa fulan bin fulan` jawab mereka dengan namanya yang terburuk ketika di dunia.

Sesampainya di langit dunia, mereka minta izin untuk memasukinya,
namun tidak diizinkan.

Saat itu Allah berfirman,
`Tulislah namanya di dalam Sijjin di bawah bumi`,

Kemudian nyawa itu dicampakkan (dengan hina dina).

Kemudian nyawa tadi dikembalikan ke jasadnya,
hingga datanglah dua orang malaikat yang mendudukannya

seraya bertanya,
`Siapakah rabbmu?`, `Hah hah… aku tidak tahu` jawabnya.

Mereka berdua kembali bertanya,
`Apakah agamamu?` “Hah hah… aku tidak tahu` sahutnya.

Mereka berdua bertanya lagi,
`Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?` “Hah hah… aku tidak tahu` jawabnya.

Saat itu terdengar seruan dari langit,
`Hamba-Ku telah berdusta! Hamparkan neraka baginya dan bukakan pintu ke arahnya`.

Maka hawa panas dan bau busuk neraka pun bertiup ke dalam kuburannya.
Lalu kuburannya di himpit hingga tulang belulangnya (pecah dan) menancap satu sama lainnya.

Tiba-tiba datanglah seorang yang bermuka amat buruk memakai pakaian kotor dan berbau sangat busuk,

seraya berkata,
`Aku datang membawa kabar buruk untukmu, hari ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu`.

Orang kafir itu seraya bertanya,
`Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kesialan!`,
`Aku adalah dosa-dosamu` jawabnya.

`Wahai Rabbku, janganlah engkau datangkan hari kiamat`



Marilah manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beramal saleh. Semoga kelak kita mendapatkan kenikmatan di alam kubur serta dihindarkan dari siksaan di dalamnya, amin.

Wallahu ta’ala a’lam, wa shallallahu ‘ala nabiyyyina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.





Tiada ulasan: